1. Tujuan pendidikan seks :
Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan
tentang anatomi, fisiologi seks manusia, dan bahaya penyakit kelamin.
Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh
seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks sehingga ia dapat
menyalurkan secara baik, benar, dan legal.
Pendidikan
seks dapat di bedakan antara seks instruction dan education in sexuality.
Yaitu:
1) Sex Intruction ialah penerangan mengenai
anatomi seperti pertumbuhan rambut pada ketiak, dan mengenai biologi dari
repoduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan untuk mempertahankan
jenisnya termasuk didalamnya pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi dalam
mencegah terjadinya kehamilan.
2) Education in sexuality meliputi bidang –
bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang di
butuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai individual
sexual serta mengadakan interpersonal yang baik.
Tujuan pendidikan seks secara umum, yakni sesuai dengan kesepakatan internasional
”Conference Of Sex Education And Family Panning” pada tahun 1962, adalah untuk
menghasilkan manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia serta
tanggung jawab terhadap dirinya dan terhadap orang lain.
Tujuan pendidikan seks menurut The Sex Information and
Education Council The United States (SIECUS) (dalam Subiyanto, 1996:79) sebagai
berikut :
·
Memberi
pengetahuan yang memadai kepada siswa mengenai diri siswa sehubungan dengan
kematangan fisik, mental dan emosional sehubungan dengan seks
·
Mengurangi
ketakutan dan kegelisahan sehubungan dengan terjadinya perkembangan serta
penyesuaian seksual pada anak
·
Mengembangkan
sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks
·
Menanamkan
pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar mengambil keputusan
·
Memberikan
cukup pengetahuan tentang penyimpangan dan penyalahgunaan seks agar terhindar
dari hal-hal yang membahayakan fisik dan mental
·
Mendorong
anak untuk bersama-sama membina masyarakat bebas dari kebodohan
Kirby, Alter dan Scales (dalam
Bruess, 1981:207), tujuan pendidikan seks antara lain :
·
Memberikan
informasi yang akurat tentang seksualitas
·
Mengurangi
rasa takut dan kecemasan mengenai perkembangan seksual
·
Mendorong lebih
bertanggung jawab dan berhasil dalam membuat keputusan
·
Mengembangkan
ketrampilan untuk mengelola masalah-masalah seksual
·
Menciptakan
hubungan interpersonal yang memuaskan
·
Mengurangi
problem-problem seksual seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang
tidak dikehendaki.
Sciller (dalam Bruess, 1987:209)
menyebutkan tujuan pendidikan seks adalah :
·
Memberikan
informasi yang faktual seluruh aspek seksualitas dan perencanaan keluarga
·
Meningkatkan
pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi percaya diri
·
Meningkatkan
pemahaman mengenai seks yang berlawanan jenis sehingga dapat meningkatkan
hubungan yang positif
·
Mengembangkan
seksualitas sebagai bagian dari kesehatan hidupnya
Tujuan pendidikan seks dapat dirinci sebagai berikut :
Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam
keluarga, pekerjaan, dan seluruh kehidupan yang selalu berubah dan berbeda
dalam tiap masyarakat dan kebudayaan, membentuk pengertian tentang peranan seks
dalam
kehidupan manusia dan keluarga, mengembangkan pengertian
diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan seks, dan membantu
seseorang dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil keputusan
yang bertanggung jawab, yaitu :
a. Memberikan pengertian yang memadai mengenai
perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan
masalah seksual pada remaja.
b. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan
dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)
c. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang
bervariasi
d. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara
manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
e. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan
nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat
keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
f.
Memberikan
pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat
menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan
mentalnya.
g. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan
terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.
h. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat
membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam
berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua, anggota
masyarakat.
Kiat:
Dalam
membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan
membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak. Hal ini akan lebih
mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak
laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan
antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya.
1) Usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti
tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan
pembicaraan.
2) Cara menyampaikannya harus wajar dan
sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
3) Isi uraian yang disampaikan harus objektif,
namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak
tidak akan bertanya lagi.
4) Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak
umur 9 atau 10 tahun belum perlu
menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan
kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum
mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai
masalah tersebut.
5) Pendidikan seksual harus diberikan secara
pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap
perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara
dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.
6) Usahakan melaksanakan pendidikan seksual
perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa
jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk
mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar
benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.
Wow Artikelnya HOT Bagus Bagus... Tetap Lanjut...
BalasHapusSaya Lg Blogwolking Klo Kerkenan Kunjungi Web Saya... Min... Terimakasih
INFO KESEHATAN DAN KECANTIKAN
✔ Obat Pembesar Penis Vimax Asli
✔ Alat Vacum Pembesar Penis
✔ Pembesar Penis Celana Vakoou Usa
✔ Pelangsing Fruit Plant
✔ Obat Perangsang Wanita
✔ Obat Penyubur Sperma
✔ Obat Kuat Sex
✔ Obat Bius Liquid Sex
✔ Alat Pembesar Panyudara
✔ Pemerah Bibir
✔ Perontok Bulu Kaki
✔ Cream Pemutih Wajah
✔ Obat Peninggi Badan
✔ Obat Perapat Vagina
✔ Cream Pembesar Pantat
✔ Obat Penggemuk Badan
✔ Alat Bantu Sex Wanita
✔ Alat Bantu Sex Pria
Hotline : 0857 1330 8883 || 0822 2772 6489
Pin : 2B2CBB63
Mungkin Anda Mau Coba "KILIK AJA SALAH SATU"
Hari gini kontol masih pendek dan kecil pake ini bro👉👉 Rahasia Besar Panjang Penis, Kuat Ereksi Dan Tahan Lama Sex 👈👈
BalasHapusAGEN RESMI VIMAX CANADA ASLI IZON 4D 💯% HERBAL.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇 Follow IG @wpasutri
PEMESANAN CALL📞 / SMS (Admin Pria) 📲 08976848750
PIN BB : 59C13957
{ HASIL PERMANEN DAN 💯% AMAN DIGUNAKAN TAMPA EFEK SAMPING }
Free Ongkos Krm Ke Seluruh Kota Diindonesia.
***Kepuasan Anda Adalah Prioritas Utama Kami***
yes,,,sangat penting sekali ini...
BalasHapusterimakasih mind sudah memberikan ilmu...
Vimax Izon Asli