BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui
berbagai macam fase atau masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam setiap
fase memiliki tugas-tugas perkembangan masing-masing, hal ini berbeda antara
fase satu dengan fase yang lainnya. Masing-masing individu dituntut untuk dapat
menyelesaikan setiap tugas perkembangannya sesuai dengan tahapan fase yang
dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap fase tersebut.
Seorang individu dapat dikatakan normal atau bahagia apabila ia dapat
menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila individu
tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya, maka individu tersebut akan mengalami gangguan atau
ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun
spiritualnya.
Dari seluruh fase yang terjadi selama rentang kehidupan, salah satu fase
yang memegang pernan penting dalam perkembangan seorang individu adalah masa
bayi. Masa bayi disebut sebagai salah satu fase terpenting karena selama masa
ini seorang individu mulai belajar dan memahami berbagai macam hal-hal dan
pengalaman baru tentang dirinya. Banyak macam tugas perkembangan yang harus
diselesaikan seorang individu pada masa ini. Sekalipun demikian, masa ini
bukanlah suatu masa yang berbahaya bagi perkembangan individu.
Di balik semuanya itu, ada tuntutan tersendiri yang wajib dicapai seorang
individu setelah melalui fase ini, yaitu menjadi individu yang mandiri. Untuk
dapat mencapainya, para orang tua terlebih dahulu harus memahami apa saja
tugas-tugas perkembangan bagi si bayi dan yang harus ibu lakukan agar bayinya
dapat memenuhi tugas-tugas tersebut.
Terdorong akan rasa keingintahuan
serta kenyataan seperti yang tersebut di atas itulah yang membuat penulis memilih
topik mengenai perkembangan masa bayi sebagai bahan kajian dalam pembuatan
makalah kali ini. Selanjutnya, hasil pengkajian tersebut, penulis uraikan dalam
makalah berjudul “Perkembangan Masa Bayi.”.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain
sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan masa bayi?
2.
Apa saja ciri-ciri dari masa bayi?
3.
Apa saja tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi
individu selama masa bayi?
4.
Apa saja bahaya-bahaya selama perkembangan masa bayi?
1.3 Tujuan
Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui mengenai masa bayi.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri dari masa bayi.
3.
Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi individu selama masa bayi.
4.
Untuk mengetahui bahaya-bahaya selama perkembangan masa
bayi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Masa Bayi
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode
bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan
tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga
di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.
Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa
anak-anak merupakan masa dasar. Banyak ahli berkeyakinan demikian, seperti
Freud yang percaya bahwa penyesuaian diri yang kurang baik pada masa dewasa
bermula dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang kurang baik (Freud,
1962).
2.2 Ciri-Ciri Masa Bayi
Ciri-ciri tertentu masa bayi, meskipun sama dengan ciri-ciri
periode-periode lain dalam rentang kehidupan, adalah sangat penting selama dua
tahun masa bayi ini. Ciri-ciri tersebut membedakan masa bayi dari
periode-periode sebelumnya dan sesudahnya. Berikut ini adalah ciri-ciri yang
paling penting.
● Masa Bayi adalah Masa Dasar yang
Sesungguhnya
Ada empat
hal yang menyebabkan masa ini dianggap penting, yaitu:
1) Sifat-sifat
mulai terbentuk entah baik atau buruk, entah bermanfaat atau berbahaya.
2) Masa yang
mudah untuk memperbaiki kekeliruan pemahaman.
3) Kebiasaan
yang mempengaruhi pribadi dan sosial.
4) Tahap
pembelajaran yang mudah diterima.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal dianggap
sebagai masa dasar, namun masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang
sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola
ekspresi emosi terbentuk.
● Masa Bayi adalah Masa di Mana Pertumbuhan
dan Perubahan Berjalan Pesat
Bayi berkembang pesat baik secara fisik atau psikologis. Pertumbuhan dan
perubahan intelek akan berjalan sejajar dengan perubahan fisik dan bayi pun
mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan cepatnya pertumbuhan ini,
perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan.
Bayi lambat laun menjadi tidak segemuk seperti pada hari dilahirkan dan anggota
tubuh berkembang dalam perbandingan yang lebih baik terhadap kepala yang besar.
Perubahan dalam perbandingan tubuh disertai dengan pertumbuhan tinggi dan berat
tubuh. Meskipun pertumbuhan pesat terjadi pada seluruh periode bayi, namun yang
terpesat adalah dalam tahun pertama (Hurlock, 2003: 77).
● Masa Bayi adalah Masa Berkurangnya
Ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi beradaptasi atau
bergerak bebas.
● Masa Bayi adalah Masa Meningkatnya
Individualitas
Pada masa ini bayi dituntut untuk lebih mandiri dalam penampilan dan
pola- pola perilaku maka bayi harus diperlakukan sebagai individu. Tidak dapat
lagi semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang sama atau adanya
jadwal makan dan tidur yang sama. Tidak dapat diharapkan teknik-teknik latihan
anak yang sama akan cocok untuk semua bayi. Sekalipun bayi belum mencapai ulang
tahunnya yang pertama, kebanyakan orang tua mengetahui bahwa bayi adalah
individu dan harus diperlakukan sebagai individu.
● Masa Bayi adalah Permulaan Sosialisasi
Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi
keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan memprotes kalau
dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan dengan mencoba memperoleh perhatian
dari orang lain melalui segala macam cara yang dapat dilakukannya. Salah satu
caranya adalah dengan perilaku akrab. Bayi lebih dapat mengandalkan perhatian
dan kasih sayang ibu atau perhatian pengganti ibu daripada anggota-anggota
keluarga lain atau orang-orang lain.
● Masa Bayi adalah Permulaan Berkembangnya
Penggolongan Peran Seks
Masa ini merupakan masa dimana bayi dididik untuk dikenalkan dengan
kebiasaan menurut jenis kelaminnya masing-masing.sehingga bagi bayi perempuan
terlihatlah secara otomatis kelemahanya yaitu suka menangis dan tanda lainnya.
Sedangkan anak laki-laki, diberi pakaian warna biru, diselimuti dengan selimut
biru dan kamarnya tidak diberi hiasan jumbai-jumbai dan karet-karet seperti
kamar anak perempuan. Mainan mereka juga dipilihkan sesuai dengan jenis kelamin
mereka masing-masing.
● Masa Bayi adalah Masa yang Menarik
Bayi terlihat menarik mungkin dari bentuk tubuhnya dan apabila diberi
selimut atau baju yang lucu akan semakin menarik. Jika sifat ketergantungan
mereka semakin berkurang maka kemenarikan mereka juga berkurang.
● Masa Bayi adalah Permulaan Kreativitas
Bayi memang lemah namun ia selalu belajar mengembangkan minat dan memulai
kreativitas kemudian menyesuaikan diri dalam lingkungan.
● Masa Bayi adalah Masa Berbahaya
Bahaya bisa terjadi kapan saja terutama pada masa bayi, karena bahaya ini
dapat berupa fisik dan psikologis yang berakibat sangat fatal bagi perkembangn
si bayi. Di antara bahaya-bahaya fisik, yang paling parah adalah penyakit dan
kecelakaan karena sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian.
Karena pola perilaku, minat, dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka bahaya
psikologis dapat terwujud kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa
ini.
2.3 Tugas dalam Perkembangan Masa Bayi
Beberapa tugas yang harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa
bayi antara lain sebagai berikut.
1. Belajar
berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2. Belajar
memakan makan padat.
3. Belajar
berbicara.
4. Belajar
buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai
kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk
konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9. Belajar
mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Fisik pada Masa Bayi
Masa bayi merupakan suatu masa di mana pertumbuhan sorang individu
berkembang dengan pesat. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih
besar daripada peningkatan tinggi, namun demikian pula sebaliknya pada tahun
kedua.
Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara otot, otak,
dan saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir,
lidah, mata, dan sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya.
Beberapa perkembangan fisik yang harus dilalui bayi hingga pada akhir
masa bayi ialah sebagai berikut.
a.
Pada tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat
sedangkan tahun kedua mulai mengendur.
b.
Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.
c.
Tinggi badan secara proporsional lebih lambat dari
pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.
d.
Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama
masa bayi berakhir. Gigi pertama muncul kira-kira pada usia 6-8 bulan. Gigi
seri bawah muncul terlebih dahulu kemudian menyusul tumbuhnya gigi seri bagian
atas. Pada umur satu tahun rata-rata bayi mempunyai 4 sampai 6 gigi dan pada
umur dua tahun 16 gigi.
e.
Pertumbuhan otak tampak dengan bertambah besrnya ukuran
tengkorak kepala. Diperkirakan seperempat (1/4) dari berat otak orang dewasa
dicapai pada usia sembilan bulan dan tiga perempat (3/4) pada akhir tahun
kedua.
f.
Organ keindraan berkembang dengan cepat selama masa
bayi dan sanggup berfungsi dengan memuaskan sejak bulan-bulan pertama dari
kehidupan. Dengan berkembangnya koordinasi otot-otot mata pada bulan ketiga
maka bayi telah sanggup melihat dengan jelas. Alat indra lainnya yang juga
berkembang ialah pendengaran dan penciuman.
g.
Fungsi-fungsi fisiologis. Masa bayi merupakan masa di
mana dasar pembinaan pola-pola fisiologis seperti makan, tidur, dan buang air
harus terbentuk. Walaupun pembentukan kebiasaan tidak terselesaikan pada akhir
masa bayi.
h.
Perkembangan penguasaan otot-otot. Perkembangan
penguasaan otot-otot mengikuti pola yang jelas dan dapat diduga yang ditentukan
oleh hukum arah perkembangan. Menurut hukum ini penguasaan atau pengendalian
otot-otot bergerak melalui tubuh dari arah kepala menuju kaki (Yusuf, 2004:151).
Beberapa urutan perkembangan motorik selama masa bayi mulai dari umur
1-24 bulan ialah sebagai berikut.
Usia (Dalam Bulan)
|
Perkembangan Motorik
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18
24
|
Gerakan reaksi
(negatif = menangis, positif = senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki
dan tangan).
Memutar ke
kanan dan ke kiri.
Menarik-narik
selimut dan baju.
Menegakkan
kepala ke arah dua belah tangan.
Dapat
menelungkup beberapa menit.
Mengamati
mainan yang dipegang.
Menarik kepala
ke depan.
Duduk beberapa
menit.
Dapat duduk
sendiri.
Merangkak.
Berdiri
sendiri.
Mulai dapat
berjalan.
Dapat berjalan
dengan baik dan dapat menaiki kursi atau tangga.
Dapat naik dan
turun tangga, dan berlari.
|
3.2 Perkembangan Psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan psikologis fundamental untuk makan,
tidur, dan buang air, meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak
selesai pada akhir masa bayi.
a. Pola tidur
Selama tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur malam meningkat dari
8½ jam pada tiga minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama dan
selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun tersebut. Selama tiga bulan
pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang diimbangi oleh peningkatan jumlah
waktu tidur malam.
b. Pola makan
Sejak kelahiran hingga usia empat atau lima bulan, semua pola makan adalah dalam
bentuk mengisap dan menelan. Mengunyah umumnya muncul sebulan sesudah
menggigit. Ketidaksukaan makan yang mulai berkembang pada tahun kedua sering
merupakan akibat dari perpanjangan pola makan ala bayi. Setelah terbiasa dengan
makanan cair, cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan diri dengan makanan yang
agak keras.
c. Pola buang
air
Pengendalian
(kontrol) buang air besar rata-rata mulai pada usia enam bulan, sedangkan
pengendalian buang air kecil mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang
air besar, kebiasaan pengendalian terbentuk pada akhir masa bayi, meskipun
sekali-kali dapat juga terjadi penyimpangan, khususnya ketika bayi lelah,
sakit, atau secara emosional sangat senang. Sebaliknya pengendalian buang air
kecil, belum sempurna pada akhir masa bayi.
3.2.1 Perilaku
Emosional dalam Masa Bayi
Ada dua
ciri khusus dari emosi masa bayi:
a.
Emosi bayi disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau
hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya, terutama dalam hal marah dan takut.
b.
Emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi
dibandingkan pada periode-periode lain. Ini disebabkan karena terbatasnya
kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi terhadap
rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosional.
3.2.2 Pola
Emosional yang Umum
Pola emosional yang lazim pada masa bayi adalah sebagai berikut.
a.
Kemarahan
Perangsang yang membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap
gerakan-gerakan mencoba menghalangi keinginannya. Tanggapan marah mengambil
bentuk menjerit, meronta-ronta, menendang kaki, mengibaskan tangan, dan memukul
apa saja yang ada di dekatnya. Pada tahun kedua bayi dapat juga
melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta dan menahan nafas.
b.
Ketakutan
Perangsang yang dapat membangkitkan ketakutan bayi adalah suara keras;
orang, barang, dan situasi asing; ruangan gelap; tempat tinggi. Pada usia 8
bulan sampai 1 tahun, bayi akan menangis terhadap benda, situasi, atau orang
yang asing. Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan
diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan
nafas.
c.
Rasa ingin tahu
Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya terutama melalui ekspresi
wajah menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Kemudian,
bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut,
memegang, membolak-balik, dan melempar.
d.
Kegembiraan
Pada usia 8 minggu bayi akan senyum atau tidur pulas jika merasa kenyang,
hangat dan nyaman. Pada bulan kedua dan ketiga, bayi bereaksi pada orang yang
mengajaknya bercanda, mengelitik, dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan
rasa senang atau kegembiraannya dengan tersenyum dan menggerakkan lengan serta
kakinya.
e.
Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya,
atau memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka.
Umumnya, bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium
barang atau orang yang dicintai. Pada usia 1-3 tahun, emosi anak kemungkinan
dapat dipengaruhi maka anak dapat turut menyayangi, mengasihi ataupun membenci
sesuatu.
3.3 Perkembangan Bicara
Berbicara merupakan sarana berkomunikasi (Hurlock, 1980: 82). Bicara
merupakan keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi
kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental
yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176).
Beberapa tugas yang terlibat dalam belajar berbicara, antara lain:
1. Pengucapan
Bayi
belajar mengucapkan kata-kata sebagian melalui coba-coba tetapi terutama dengan
meniru ucapan orang dewasa.
2. Membangun Kosa Kata
Mula-mula
bayi belajar nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja.
3. Kalimat
“Kalimat”
bayi yang pertama muncul antara usia dua belas dan delapan belas bulan,
biasanya terdiri dari satu kata yang disertai dengan isyarat.
Beberapa bentuk komunikasi prabicara, yaitu
sebagai berikut.
1. Menangis
Menangis adalah salah satu dari
cara-cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya. Pada minggu
ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada,
intensitas dan gerakan-gerakan badan yang mengiringinya. Sebelum usia tiga
tahun kebanyakan bayi sudah belajar bahwa menangis adalah cara yang manjur
untuk memperoleh perhatian.
2. Berceloteh
Berceloteh dimulai pada bulan
kedua atau ketiga, mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur
berubah menjadi bicara yang benar-benar. Ocehan menghilang sama sekali pada
saat masa bayi berakhir.
3. Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat
sebagai pengganti bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang
dilakukan oleh kebanyakan anak yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Banyak
bayi menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat
kalimat.
4. Ungkapan-ungkapan emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk
prabicara yang paling efektif, karena tidak ada yang lebih ekspresif daripada
isyarat-isyarat wajah yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan
emosinya kepada orang lain. Alasan mengapa ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara
yang bermanfaat adalah:
a. Karena bayi belum mempelajari pengendalian
emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk mengetahui emosi apa yang mereka
alami melalui ungkapan-ungkapan wajah dan badan.
b. Bayi lebih mudah mengerti orang lain
melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.
Beberapa isyarat umum yang digunakan pada
masa bayi dapat kita lihat pada tabel berikut.
Isyarat
|
Artinya
|
Mengeluarkan makanan dari mulut
|
Kenyang atau tidak lapar
|
Mencebik (pout)
|
Tidak senang
|
Mendorong puting susu dari
mulut dengan lidah
|
Kenyang atau tidak lapar
|
Mendorong benda jauh-jauh
|
Tidak menginginkannya
|
Menjangkau benda
|
Ingin memilikinya
|
Menjangkau seseorang
|
Ingin ditimang/digendong
|
Mengecapkan bibir atau
mengeluarkan lidah
|
Lapar
|
Tersenyum dan mengacungkan
tangan
|
Ingin digendong
|
Bersin berlebihan
|
Basah dan dingin
|
Bergeliat dan bergetar
|
Dingin
|
Menggeliat, meronta dan
menangis selama berpakaian dan mandi
|
Tidak suka adanya pembatasan
kegiatan
|
Menolehkan kepala dari puting
susu
|
Kenyang atau tidak lapar
|
3.4 Perkembangan Sosialisasi
Perkembangan sosial yang dini memainkan peranan yang sangat penting dalam
menentuan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain.
Karena kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan
dasar perilaku dan sikap sosialnya kelak. Terdapat sedikit bukti yang
menyatakan bahwa sikap social atau antisocial merupaan sikap bawaan.
“Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan menentukan pula
cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain. Apabila interaksi sosialnya di
dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi
sosialnya di dalam dengan masyarakat juga berlangsung dengan tidak lancar
(Ahmadi, 2002). Apakah seseorang menjadi terikat ke luar atau ke dalam
(ekstrovert atau introvert) bergantung terutama pada pengalaman-pengalaman
sosial awal.
Mengapa dasar-dasar sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa
sekali terbentuk dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi
lebih besar. Anak yang pada saat bayi sering menangis, cenderung agresif dan
menunjukan perilaku-perilaku yang mencari perhatian. Sebaliknya, bayi yang
ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah
menjadi besar nanti.
Beberapa reaksi bayi terhadap orang dewasa antara lain sebagai berikut,
·
Dua sampai tiga bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa
manusialah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama
manusia dan tidak senang bila ditinggal sendiri.
·
Empat sampai lima bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Ia memberikan
reaksi yang berbeda kepada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang
menunjukan amarah.
·
Enam sampai tujuh bulan
Bayi membedakan “teman” dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada
yang pertama dan memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang
terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu”, juga merupakan permulaan dari
“masa terikat”- yaitu masa dimana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada
ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
·
Delapan sampai sembilan bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana
dari orang lain.
·
Dua belas bulan
Bayi mulai bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.
·
Enam belas sampai delapan belas bulan
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan
atau perintah dari orang dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau
ledakan amarah.
·
Dua puluh dua sampai dua puluh empat bulan
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian,
makan, dan mandi.
Beberapa reaksi sosial terhadap bayi-bayi lain antara lain sebagai
berikut.
·
Empat sampai lima bulan
Bayi mulai menarik perhatian bayi atau anak lain dengan melambungkan
badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, atau bermain dengan ludah.
·
Enam sampai tujuh bulan
Bayi tersenyum terhadap bayi lain dan menunjukan minat terhadap
tangisannya.
·
Delapan sampai tiga belas bulan
Bayi mencoba meramasi pakaian dan rambut bayi-bayi lain, meniru perilaku
dan suara mereka dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun ia
cenderung bingung bila bayi lain mengambil salah satu mainannya.
·
Tiga belas sampai delapan belas bulan
Berebut mainan sekarang berkurang dan bayi lebih bekerja sama
dalam bermain dan mau berbagi rasa.
·
Delapan belas sampai dua puluh empat bulan
Bayi lebih berminat bermain dengan bayi lain dan menggunakan
bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.
3.5 Bahaya-Bahaya dalam Perkembangan Masa
Bayi
Karena masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan
bahaya bagi bayi. Bahaya itu merupakan bahaya fisik dan psikologis atau
keduanya. Dalam tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih
banyak dan lebih parah daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua
terjadi sebaliknya. Keduanya merupakan bahaya yang serius, jadi sedapat mungkin
harus dicegah dan segala sesuatu harus dilakukan untuk memperkecil
intensitasnya kalau memang bahaya itu terjadi.
3.5.1 Bahaya Fisik
Beberapa bahaya fisik dalam perkembangan masa bayi antara lain sebagai
berikut.
1. Kematian
Meredith telah
melaporkan bahwa kematian banyak terjadi selama tiga bulan daripada sesudahnya
dan kurang lebih dari dua pertiganya terjadi dalam bulan pertama.
2. Kematian
Ranjang
Bayi yang kelihatan sehat dan normal kadang-kadang menjadi korban
kematian mendadak dan tidak diduga. Sampai sekarang ilmu medis belum dapat
mengetahui apa penyebab kematian yang disebut kematian ranjang. Ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa hal ini terjadi pada bayi yang mengalami ketidaknormalan pada
pernafasan atau mempunyai kondisi tidak normal pada waktu lahir seperti sakit
kuning. Kematian ini sering terjadi pada tahun pertama masa bayi daripada tahun
kedua.
3. Penyakit
Meskipun benar bahwa banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan
karena penyakit separti gastrointestinal atau komplikasi pernafasan, tetapi
jumlah kematian yang dulu disebabkan karena penyakit parah sekarang jauh lebih
berkurang karena sekarang bayi diberi suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal
tubuh tehadap penyakit.
4. Kecelakaan
Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat
terlindungi dalam tempat tidur. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi dapat
bergerak lebih bebas dan tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering
terjadi.
5. Kurangnya
gizi
Kekurangan gizi dapat disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak
seimbang, tidak saja dapat merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak
perkembangan mental. Kalau pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak
tidak dapat mencapai potensi-potensi intelektualnya.
6. Dasar untuk
menjadi gemuk
Banyak orang tua menyamakan arti sehat dengan bayi yang montok dan mereka
berusaha dengan segala macam cara agar anaknya gemuk. Berbagai telaah medis
menunjukkan bahwa ada 3 periode kritis dalam perkembangan sel-sel lemak. Yang
pertama 3 bulan sebelum kelahiran, yang ke 2 dalam 3 tahun pertama setelah
lahir, dan yang ke 3 selama awal masa remaja.
3.5.2 Bahaya yang Umum dalam Membentuk
Kebiasaan Fisiologis
Beberapa bahaya yang umum dalam membentuk kebiasaan fisiologis antara
lain sebagai berikut.
1. Kebiasaan
makan
Bayi yang menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka
lebih lama terlibat dalam kegiatan menghisap ibu jari. Lebih banyak mengalami
kesulitan tidur dan lebih gelisah daripada bayi yang menetek lebih singkat.
2. Kebiasaan tidur
Menangis, permainan yang berat dengan orang dewasa atau kegaduhan dapat
membuat anak menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal tidur yang tidak memenuhi
persyaratan membuat bayi tegang dan menolak tidur.
3. Kebiasaan
pembuangan
Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot berkembang
dengan baik. Mencoba melatih pembuangan terlampau awal membuat bayi tidak mau
bekerja sama dalam membentuk kebiasaan ini kalau ia sudah matang nantinya.
3.5.3 Bahaya Psikologis
Beberapa bahaya psikologis dalam masa bayi disebabkan oleh beberapa hal
berikut.
1.
Bahaya dalam berbicara
Kelambatan dalam berbicara, seperti halnya kelambatan dalam pengendalian
motorik menjadi serius dalam masa bayi karena pada masa ini diletakkan dasar-
dasar untuk alat komunikasi. Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa
hal, yang paling sering adalah tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya
perangsang (terutama dalam tahun pertama).
2.
Bahaya emosi
Terdapat empat bahaya psikologis umum yang sering muncul dalam
hubungan perkembangan emosi dalam masa
bayi, yaitu:
·
Kurangnya kasih sayang
·
Tekanan
·
Terlampau banyak kasih sayang
·
Emosi yang kuat
3.
Bahaya sosial
Bahaya sosial yang utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk
belajar menjadi sosial. Karena kurangnya kesempatan dalam hubungan sosial dapat
mempengaruhi perkembangannya dalam pola
sosialisasi. Yang juga berbahaya adalah penyakit sosial “malu”, bahwa sifat ini
terbawa sejak bayi dimana mereka dihadapkan pada terlalu banyak orang asing dan
pengasuh asing.
4.
Bahaya moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan
terjadi bila bayi lebih banyak mendapatkan perhatian kalau dia melakukan
sesuatu yang mengganggu atau melawan orang lain daripada kalau melakukan
tindakan yang lebih diterima.
5.
Bahaya dalam perkembangan kepribadian
Konsep diri yang sedang berkembang merupakan cermin dari tanggapan bayi
mengenai pandangan orang tentang dirinya.
6.
Bahaya bermain
Orang tua perlu berhati-hati dalam memberikan suatu mainan bagi si bayi. Karena
ada beberapa mainan dapat menyebabkan luka pada si bayi jika ia tidak hati-hati
dalam memainkannya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa
hal berikut.
1.
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama
kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering
dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk
semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang
baru belajar berjalan. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun
seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar.
2. Berikut ini adalah ciri-ciri
yang paling penting
·
Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya
·
Masa bayi adalah masa di mana pertumbuhan dan perubahan
berjalan pesat
·
Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan
·
Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas
·
Masa bayi adalah permulaan sosialisasi
·
Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan
peran seks
·
Masa bayi adalah masa yang menarik
·
Masa bayi adalah permulaan kreativitas
·
Masa bayi adalah masa berbahaya
3. Beberapa
tugas yang harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa bayi antara lain
sebagai berikut.
a
Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
b
Belajar memakan makan padat.
c
Belajar berbicara.
d
Belajar buang air kecil dan buang air besar.
e
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g
Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan
alam.
h
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua,
saudara, dan orang lain.
i
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan
pengembangan kata hati.
4. Bahaya-bahaya
dalam masa bayi antara lain sebagai berikut.
a. Bahaya
fisik, antara lain:
·
Kematian
·
Kematian Ranjang
·
Penyakit
·
Kecelakaan
·
Kurangnya gizi
·
Dasar untuk menjadi gemuk
b. Bahaya yang
umum dalam pembentukan kebiasaan fisiologis, antara lain:
·
Kebiasaan makan
·
Kebiasaan tidur
·
Kebiasaan pembuangan
c.
Bahaya psikologis, antara lain:
·
Bahaya dalam berbicara
·
Bahaya emosi
·
Bahaya sosial
·
Bahaya moralitas
·
Bahaya dalam perkembangan kepribadian
·
Bahaya bermain
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai
berikut.
1.
Orang tua hendaknya memperhatikan pola makan dan
kebutuhan nutrisi bayinya agar si bayi dapat berkembang dengan baik dan normal.
2.
Orang tua hendaknya mengetahui dan memahami tugas-tugas
perkembangan anak pada setiap fase kehidupan, sehingga dapat menerapkan dan
memastikan bahwa anaknya telah dapat menyelesaikan semua tugas perkembangannya
sesuai dengan rentang usia pada setiap fase tersebut.
3.
Orang tua hendaknya mengasuh anaknya sendiri dan tidak
diserahkan pada pengasuh atau orang lain, terutama pada perkembangan masa bayi
sampai awal masa kanak-kanak.
4.
Orang tua hendaknya senantiasa mengawasi anak pada saat
bermain dan memastikan bahwa permainan anaknya tidak berbahaya, dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.
5.
Bagi para pembaca hendaknya lebih memahami tugas-tugas
perkembangan anak, sehingga dapat menerapkan pola asuh yang tepat pada anak
mereka masing-masing.
Makasih infonya,,mohon izin menggunakan makalahnya..
BalasHapustdk ada daftar pustakanya
BalasHapusijin copas:-)
BalasHapusdaftar pustaka nya darai mana ?
BalasHapus